Tips Blogging

Kelebihan dan Kekurangan Gutenberg – Editor WordPress 5.0

Kayaknya, tulisan tentang Gutenberg – si WordPress Editor di versi terbarunya akan jadi tulisan akhir tahun 2018 di TBI ini. Draft lainnya, saya hold aja dulu, demi menulis yang ini.

Gutenberg di WordPress 5.0 (self-hosted) memang baru muncul updatenya di awal Desember (tepatnya 9 Desember 2018) kemarin. Namun, buat yang sudah antisipasi, sudah bisa install plugin page editor ini sebelumnya.

Di update terbaru tersebut, Gutenberg bukan lagi berupa plugin, namun sudah menjadi tampilan editor baru wordpress self hosted.

Tentang Editor Gutenberg WordPress 5.0

Enak gak sih editor baru ini? Apa kelebihan dan kekurangannya? Gimana kalau mau ganti ke classic editor wordpress, masih bisa gak? Fitur apa saja yang ada di dalam Gutenberg ini? Simak tulisan “semacam” review Gutenberg WordPress ini ya.

Sekilas Tentang Gutenberg WordPress 5.0 – Si Editor Baru WordPress – Mirip Medium Ya…

Sekilas dulu ya tentang tampilan editor baru WordPress ini. Saya sendiri sudah mendengar soal ini ketika acara WPJ 2017 silam. Terus pas pluginnya keluar, ya saya langsung coba.

Pas coba pertama kali, Gutenberg WordPress 5.0 ini mirip banget sama tampilan di Medium – platform nulis yang bisa kamu pakai juga.

Asik juga, pikir saya sih. Karena memang sudah terbiasa nulis di Medium juga. Buat yang belum pernah, mungkin memang akan kaget dan agak enggan sih.

Inti dari Gutenberg ini sih, menurut saya dan Gutenberg menurut WordPress:

Write as you want to see – tulisanbloggerindonesia.com

Freedom to Build, Freedom to Write – WordPress.org

Iya, karena semua yang kamu ketikkan di setiap blocks yang ada di Gutenberg ini, itulah yang akan tampak. WYSIWIG – What You See Is What You Get.

Gak buruk-buruk amat kan? Makanya, kenalan dulu dengan editor yang satu ini lebih dalam yuk.

Tentang Gutenberg: Blocks dan Fitur Gutenberg

tentang gutenberg wordpress 5
Blocks – salah satu fitur dalam Gutenberg WordPress

Iya, pada dasarnya, Gutenberg editor ini menggunakan yang namanya BLOCKS. Seperti terjemahan langsungnya, blocks ini adalah kotak-kotak yang memiliki fungsi berbeda-beda. Salah satunya adalah blocks List seperti ini:

Jenis Blocks Gutenberg dan Kegunaannya

  1. Blocks Paragraf – untuk mengetik kalimat panjang. Setiap kita tekan enter, blocks paragraf baru akan muncul.
  2. Heading dalam Gutenberg memang bikin ribet – gak bisa lagi pakai shortcut keyboard, tapi… pakai blocks Heading ini pun gak ribet kok. Kalau sudah terlanjur menggunakan paragraf, kita tinggal ganti blocksnya saja ke Heading.
  3. Quote – ini untuk menulis kutipan – seperti yang saya pakai di atas.
  4. Gambar – ini untuk memasukkan gambar dalam tulisan.
  5. Galeri – nah yang ini fungsinya untuk galeri kita. Pakainya pun mudah kok untuk galeri ini.
  6. Cover – ini fungsinya untuk cover tulisan kita – bukan gambar unggulan (featured image) ya. Tapi cover yang ada di atas tulisan.
  7. Video & Audio – keduanya bisa kita pakai kalau mau memasukkan suara dan video yang kita punya.
  8. Kolom – ini unik nih. Dengan Gutenberg ini, kita bisa membuat kolom dalam artikel kita. Jadi 2 kolom kayak di koran gitu.
  9. File – blocks ini digunakan untuk upload file dalam artikel kita (belum coba sih).
  10. Kode – ini digunakan untuk memasukkan yang namanya shortcode (buat yang biasa pakai plugin-plugin biasanya paham ini nih).
  11. List – blocks untuk bikin daftar seperti ini.
  12. Button – nah ini seperti tombol artikel di Medium di atas ataupun Classic Editor di bawah. Asik kan? Ini bagus banget buat yang perlu CTA – Call To Action dalam artikel.
  13. Sematan – ini untuk menyematkan link sosmed ataupun link lainnya sebagai bagian dari artikel (biasanya sih sosmed).

Kita pun bisa menyisipkan widget dalam artikel kita, seperti misalnya widget tulisan kita lainnya. Widget di sini juga bisa pakai shortcode kalau memang kita tahu codenya.

Beberapa fitur dari Gutenberg ini bisa dilihat dari galeri berikut:

Block di atas saya menggunakan block galeri dari Gutenberg WordPress 5 ini. Namun saya set 1 gambar per kolom. Bisa juga diset jadi seperti video berikut dari wp.org nya.

Video diambil dari page release soal Gutenberg WordPress 5.0 yang saya sisip di atas.

Editor Gutenberg WordPress ini memudahkan dalam upload video memang, tapi harus diingat juga kapasitas hosting blogmu ya. Jangan sampai kehabisan kapasitasnya karena upload semua video.

Kelebihan dan Kekurangan Gutenberg WordPress 5.0 Ini

Tentunya, mengingat proyek ini adalah proyek besar dan harus di-launch 9 Desember 2018 kemarin, masih banyak kekurangan (error). Namun, gak bisa dipungkiri, ada banyak fitur dari editor baru WordPress – Gutenberg, yang bisa dieksplorasi sebagai blogger.

Kelebihan Editor Gutenberg

Menurut saya pribadi, ada beberapa kelebihan, antara lain:

  1. Memiliki banyak fitur yang bisa digunakan sebagai blogger. Termasuk di dalamnya adalah fitur Button. Kalau sebelumnya, dalam artikel, saya biasa menggunakan plugin shortcode, sekarang bisa langsung.
  2. Memasukkan video pun sekarang jadi mudah dengan Gutenberg. Seperti video di atas – itu saya hanya langsung upload. Kalau dulu setiap insert video agak masalah.
  3. Dalam masalah gambar, kita cukup click and drag kalau kita ingin memperbesar atau mengecilkan ukuran gambarnya.
  4. Galeri dalam Gutenberg – si editor baru WordPress ini – mudah dilakukan dibandingkan membuat galeri foto dalam classic editor yang terkadang opsinya terbatas karena tidak koneksi ke Jetpack.
  5. Bisa memasukkan artikel terbaru di tengah artikel tanpa perlu shortcode ataupun bawaan theme.
  6. Background warna block bisa dimainkan agar tampilan blog kita tidak membosankan.
  7. Untuk yang menggunakan plugin YOAST SEO, kita bisa memasukkan daftar khusus di Gutenberg WordPress 5.0 ini, yaitu FAQ dan How To yang memang disediakan oleh Yoast.
  8. Bisa mengatur besar kecilnya huruf per masing-masing block.
kelebihan gutenberg editor dibandingkan classic editor wordpress
How to list bawaan Yoast di Gutenberg WordPress 5.0 ini. Kita tinggal masukkan langkah-langkah yang memang SEO Friendly.

Kekurangan Editor Gutenberg

Dalam kekurangannya, ini berdasarkan pengalaman saya dalam menggunakannya aja ya. Bisa jadi ada yang lain atau bahkan gak mengalami seperti yang saya alami.

  1. Kalau digunakan di jaringan internet yang kurang memadai, suka ngelag. Kita mengetik sudah sampai Z, eh yang muncul baru di C.
  2. Melakukan edit tulisan lama itu suka bikin ribet karena sering kali kita mengedit paragraf ke-3, eh munculnya di awal paragraf pertama.
  3. Masih ada error ketika kita menyematkan link Instagram seperti gambar di bawah. Namun, kalau diabaikan, dia tetap muncul. Tidak error sebenarnya. Sejak pertengahan Januari, setelah tulisan ini diterbitkan, editor baru WordPress ini sepertinya sudah update masalah ini. Sudah tidak terjadi lagi ketika menyematkan sosmed post.
kekurangan gutenberg wordpress
Semat langsung di Gutenberg WordPress 5.0 – error gagal, tapi ternyata berhasil

Itu sih kelebihan dan kekurangan yang saya temukan dalam menggunakan editor Gutenberg WordPress 5.0 ini. Kalau ada yang sudah coba, boleh tambahkan ya.

Bagaimana Kalau Mau Pakai Classic Editor – Bukannya Gutenberg

Untuk blogger yang sudah terbiasa dengan classic editor, tentunya mendapatkan begitu banyak perubahan dalam tampilan bisa overwhelm.

classic editor wordpress plugin
Nah, kalau kamu males kenalan dengan gutenberg wordpress 5.0 ini, kamu bisa install plugin Classic Editor (Mamacih mbak Carra buat ScreenShot Bicaraperempuan.com nya)

Bikin males move on dan pakai editor baru WordPress: Gutenberg ini. Namun, seperti tertulis di artikel resmi dari wordpress.org:

Prefer to stick with the familiar Classic Editor? No problem! Support for the Classic Editor plugin will remain in WordPress through 2021.

wordpress.org

Ingat ya, hanya sampai 2021 saja. Setelahnya tetap saja akan jadi Gutenberg juga.

Kesimpulan Akhir tentang Editor Baru WordPress 5 ini…

Kalau boleh dibilang, saya sih masih oke-oke aja dengan editor Gutenberg WordPress 5.0 ini. Kenapa? Karena saya merasa banyak fitur dengan kelebihannya yang bisa kita gunakan dalam artikel.

Tentunya, kekurangan yang ada juga saya masih maklumi karena kondisinya perubahan besar seperti ini butuh waktu dalam pengembangannya. Lagipula, yang terpenting, plugin yang digunakan di blog gak konflik.

Eh iya, kan Gutenberg ini akan jadi masa depan WordPress. Plugin Classic Editor memang masih ada sekarang atau opsi gak update ke wordpress 5.0 (resiko ditanggung sendiri ya). Nantinya, plugin itu pun akan dihapus dan upgrade jadi “wajib”.

Nah, kalian sendiri gimana? Sudah coba belum editor Gutenberg WordPress ini? Menurut kalian gimana?

14 Comments

  1. Mukhofas 25 Juni 2020
    • febriyanlukito 9 Juli 2020
  2. kandunk 25 Juli 2019
  3. the kamasutress 6 Mei 2019
    • febriyanlukito 12 Mei 2019
  4. Indri Ariadna 18 Maret 2019
    • febriyanlukito 18 Maret 2019
  5. Tanya 22 Februari 2019
    • febriyanlukito 25 Februari 2019
  6. Vindy Putri 30 Januari 2019
  7. Travel Galau 1 Januari 2019
    • febriyanlukito 2 Januari 2019

Tinggalkan Balasan ke febriyanlukito Batalkan balasan